Selasa, Juni 08, 2010

Life is beautiful

Saya suka cerita ini walau ini hanya sebuah film dan saya juga belum pernah menontonnya.
Cuplikan dari buku ESQ karangan Ary Ginanjar
Sebuah kisah fiksi melodrama layar lebar yang bertutur kisah dengan latar belakang perang dunia ke dua . Roberto Benigni, pemeran ayah dan seorang kecil berusia tujuh tahun. Istrinya, diperankan Nicoletta Braschi, dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigni dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di Kamp konsentrasi di Auschwitz. Mereka tidak lagi memiliki kebebasan, hidup di dalam suatu kawasan yang dilingkari kawat berduri dan dijaga ketat pasukan Nazi yang bersenjata lengkap, serta anjing pemburu yang ganas. Namun Benigni mengkondisikan anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang main perang perangan, sehingga anakanya termotivasi untuk menang.
Pada suatu malam yang sangat dingin, dimana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata: “Saya tidak mau lagi melanjutkan permainan ini.” Benigni merasakan perasaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas Benigni berkata kepada sang anak:” Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini,” sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu selimut kumal, baju kotor dan sepatu bututnya,. Kemudian Benigni berjalan gontai kearah pintu keluar kamar sambil berkata lirih kepada sang anak :” Kita kalah ……, dan hadiah sebuah tank akan diambil oleh orang lain. “ sang anak menatap wajah ayahnya dan tiba tiba berseru:” Tidak ayah, saya ingin memenangkan permainan ini dan mendapatkan hadiah sebuah tank!”
Pada suatu saat sang anak bertanya kepada sang ayah setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp konsentrasi ini akan dibakar hidup–hidup di dalam oven dan kemudian akan menjadi bahan pembuat kancing baju dan sabun! Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka; “Masak sich temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan kancing dan sabun?” “Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yng terbuat dari Gianluca.” Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai dingin dan kotor seraya berkata:”Lihat, si Bartolomeo jatuh.” Sang anak tertawa.
Pada suatu hari tiba-tiba pasukan Jerman melakukan pembunuhan masal di kamp konsentrasi tersebut, setelah mengetahuibahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschwitz. Benigni harus menyelamatkan anak dan istrinya. Maka mereka berdua melarikan diri dari kamar untuk mencari tempat persembunyian. Benigni menyembunyikan sang anak da dalam sebuah kotak kecil. Benigni berkata :”Nak, hari ini adalah puncak permainan. Kita kita harus menang. Kamu harus bersembunyi di dalam kotak ini dan jangan sampai terlihat oleh siapapun karena semua orang akan mencarimu, kamu harus mendapatkan hadiah tank.” Maka Benigni memasukkan sang anak ke dalam kotak tersebut. Lalu Benigni mencari ibu dari sang anak untuk menyelamatkannya pula. Sementara itu proses eksekusi atau pembantaian sedang berlangsung dengan keji. Pembunuhan massal dengan cara memasukkan para tawanan ke kamar gas dan kemudian membakar mayatnya. Abu mayat beterbangan di atas kota Auschwitz. Namun malang bagi Benigni, dia tertangkap oleh tentara Nazi. Dia digeelandang oleh seorang tentara Nazi. Dan ketika mereka berjalan bertepatan dengan melewati kotak kecil dimana sang anak bersembunyi, serta moncong senapan mengarah di belakang kepala Benigni, sang anak menatap dari lubang persembunyiannya. Seketika Benigni tersadar bahwa ia sedang diawasi oleh anaknya, dan ia langsung berjalan dengan sikap tegak layaknya tentara yang sedang berparade sambil memberi hormat. Sang anak merasa senang. Dua menit kemudian terdengar suara tembakan menyalak di balik tembok. Benigni di tembak mati… Namun sang anak belum menyadari. Ia masih tetap bersembunyi, sesuai dengan pesan sang ayah. Tiga jam kemudian terdengar suara menderu-deru. Sebuah tank amerika lewat di depan tempat persembunyian sang anak. Sang anak langsung meloncat keluar sambil menatap tank Amerika tersebut. “Inilah hadiahku, aku menang ayah…….” Tank tersebut berhenti, seorang tentara amerika mengangkat anak tersebut dan mengikutsertakannya masuk ke dalam tank. Sang anak memenangkan permainan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar