Jumat, Oktober 22, 2010

18% Anak Pernah Dimarahi Orangtua di Facebook

Tidak banyak anak yang suka jika orangtua bergabung ke dalam jejaring sosial yang sama. Namun sebuah survei menunjukkan jika itu merupakan satu-satunya cara agar orangtua dapat memantau kegiatan anak di dunia maya.

18% Anak Pernah Dimarahi Orangtua di Facebook

SAN FRANSISCO - Tidak banyak anak yang suka jika orangtua bergabung ke dalam jejaring sosial yang sama. Namun sebuah survei menunjukkan jika itu merupakan satu-satunya cara agar orangtua dapat memantau kegiatan anak di dunia maya.

Studi yang dilakukan oleh lembaga peduli privasi berbasis di San Fransisco, Truste, mengungkapkan jika sekira 72 persen dari 1,037 orang tua yang menjadi responden mengaku telah memantau kegiatan anak di jejaring sosial secara reguler.

35 persen dari seluruh responden itu juga mengaku menyempatkan melakukan pemantauan setiap hari. Sekira 10 persen orangtua juga mengaku bisa mengakses akun jejaring sosial anak mereka.

Jika orangtua mengklaim harus melakukan hal ini demi keselamatan anak-anak mereka, tidak demikian dengan anak-anak. Sekira 18 persen remaja mengaku pernah dimarahi atau dibuat malu oleh orang tua mereka di internet.

Sekira 84 persen orangtua mengaku yakin semua informasi personal yang diposting anak-anak mereka di jejaring sosial merupakan tanggung jawab sendiri. Namun sekira 89 persen orang tua mendesak Facebook untuk membuat pengaturan privasi yang dapat membuat akun anak-anak mereka tidak sembarangan diakses orang lain.

Hebatnya, meski menginginkan privasi untuk anak-anak mereka, sekira 82 persen orang tua juga ingin agar mereka bisa bebas menghapus postingan yang ada di akun anak-anak mereka. Hal ini memang dianggap cukup bertolak belakang dengan paradigma privasi itu sendiri.

"Survei kami menunjukkan jika para orangtua dan remaja bisa berhubungan di jejaring sosial. Orangtua bisa memantau anak-anak mereka. Baik orang tua maupun anak sama-sama peduli dengan privasi dan menggunakan kendali privasi," ujar President Truste, Fran Maier, seperti dikutip melalui PC Magazine, Selasa (19/10/2010).

Maier juga memberikan saran kepada orangtua dan anak dalam menggunakan jejaring sosial. Bagi orang tua ada baiknya jika mereka mengajarkan privasi kepada anak melalui sebuah obrolan, baik langsung, melalui email, chat maupun media lain. Sedangkan bagi anak, Maier menyarankan agar mereka bisa berteman dengan orangtua di jejaring sosial.

Source : http://news.id.msn.com/okezone/sci-tech/article.aspx?cp-documentid=4407332