Selasa, Juni 08, 2010

Legenda Datuk Temiang Belah

Cerita dari kampungku
Pada jaman dahulu kala,sekitar abad ke-18, ditepi aliran Sungai Letang, Dusun Burung Mandi Desa Mengkubang Kecamatan Manggar,pulau Belitong,hiduplah sepasang suami istri yang terkenal dengan gelar “DATUK LETANG” Untuk kelangsungan hidupnya mereka atasi dengan berladang padi dan menangkap ikan disungai dengan memakai alat penangkap ikan dari bambu yang disebut BUBU.Pasangan suami istri tersebut sampai menjelang usia lanjut belum juga memperoleh seorang anak.Segala cara dan daya upaya telah mereka lakukan,akan tetapi belum juga berhasil,akhirnya mereka hanya bisa pasrah.
Pada suatu hari,Datuk Letang pergi kesungai untuk melihat hasil tangkapan ikan dari bubunya.Tapi apa yang didapatnya hanyalah sepotong bambu yang tersangkut pada bubu.Datuk letangpun berpikir, mungkin bukan rejekinya hari ini untuk bisa makan ikan. Maka batang bambu tersebut beliau singkirkan dari bubunya, lalu dipasangkannya kembali bubu kedalam sungai. Tetapi anehnya,berkali-kali bambu tersebut masuk kembali kedalam bubunya, walaupun setiap kali setelah sekian kali disingkirkan, sekian kali pula bambu tersebut kembali tersangkut pada bubu beliau.Akhirnya bambu tersebut beliau ambil dan dibawa pulang kerumah dan diserahkannya pada istrinya.Oleh istrinya bambu tersebut dipergunakan untuk alat penindih tikar tempat menjemur padi.
Setelah sekian hari bambu tersebut dipergunakan oleh istri Datuk Letang (Tuk Letang) untuk menindih tikar penjemur padi, pada suatu ketika saat istri tuk Letang sendirian berada dirumah sambil menunggu jemuran padi dengan memegang sepotong kayu kecil sebagai alat untuk mengusir ayam yang hendak memakan padi, tanpa sengaja bambu tersebut terpukul olehnya dan terbelah menjadi dua bagian. Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi yang sangat keras melengking yang sempat membuat istri Tuk Letang terperanjat. Setelah belaiau dekati bambu yang terbelah dua tadi, terlihatlah sesosok bayi yang terbungkus 2 lapis kain. Lapisan luarnya disebut CINDAI dan lapisan dalamnya disebut CUKIN. Selanjutnya bayi tersebut beliau gendong dan ditimang-timang dengan suka citanya. Kegembiraan beliau mendapatkan bayi yang sudah lama diinginkannya akhirnya terkabul, sehingga kegembiraan beliau pada hari itu tidak terkirakan.Tanpa terasa menjelang sore hari baru beliau sadar akan tugas-tugasnya yg terlupakan. Setelah sekian hari bayi tersebut dipelihara. Pertumbuhan bayi tersebut sangat cepat sekali, tidak seperti bayi biasanya.Hal itu membuat suami istri tersebut semakin gembira dan sangat menyayanginya.Demikian pula dalam waktu singkat anak tersebut telah pandai berbicara dan bahkan pandai mengaji dan melaksanakan sholat tanpa ada yang mengajarinya. Sedangkan pada waktu itu, penyebaran agama Islam belum sampai ke daerah tempat kediaman mereka. Semua tidak lain karena kekuasaan serta atas kehendak ALLAH SWT.Melihat keadaan demikian, membuat istri Tuk Letang semakin bahagia.
Datung Letangpun sangat berbahagia atas kehadiran anak yg sudah lama diimpikannya. Namun ada hal yang membuat datuk letang bersedih. Kehidupannya pada saat itu masih sangat primitif sekali. karena beliau adalah bukan orang sembarangan. Beliau adalah seseorang yang sakti serta disegani oleh orang-orang disekitarnya. Kehebatannya antara lain beliau dapat pergi kepulau Jawa hanya 2 kali mengayuh dayung dengan duduk diatas kayu apung hanya untuk membali garam dapur, dapat menguusir perompak/bajak laut tanpa memakai senjata . Karena kesaktian serta kehebatan beliaulah yang membuat tuk letang tidak dapat mengikuti perilaku anak angkatnya tersebut untuk melaksanakan ajaran islam. Beliau merasa malu kepada anak angkatnya dan kepada dirinya sendiri. Untuk mengikuti
perbuatan anak angkatnya bagi tuk letang adalah hal yang tidak mungkin.Karena rasa malunya yang tidak dapat dihilangkannya, akhirnya tuk letang berniat meninggalkan istri dan anak angkatnya.
Untuk itu beliau telah mempersiapkan sebuah perahu yang dibuatnya diam-diam disebuah pulau kecil yang terletak dipantai Burung mandi. Setelah merasa persiapan telah rampung, tanpa berpamitan pada istri dan anak angkatnya, Tuk Letang pergi meninggalkan kampung halamannya dan juga anak angkat dan istrinya. Dan sejak saat itu tidak pernah lagi terdengar kabar berita tentang Datuk Letang. Kepergian tuk letang membuat istri dan anak angkatnya sangat bersedih. Keadaan demikian dirasakannya pada tahun- tahun pertama kepergian Tuk Letang, selanjutnya berjalan dengan waktu mereka dapat melupakan kesedihan tersebut.
Sepeninggal Tuk Letang, kehidupan Istri Tuk Letang dan anak angkatnya berjalan normal. Sang anak angkat telah menjadi seorang pemuda gagah dan tampan serta taat menjalankan perintah agama islam, Untuk mengatasi kebutuhan hidupnya, mereka masih berladang padi serta mengankap ikan di sungai dan dilaut. Untuk menambah ilmu agamanya, sesekali pemuda gagah dan tampan tersebut pergi merantau kepelosok negeri meninggalkan ibu & kampung halamannya,sambil terus menyebarkan agama islam kenegeri-negeri yang disinggahinya.Akhirnya pemuda tampan dan gagah itu terkenal diseluruh pelosok negeri dan mendapat gelar “DATUK TEMIANG BELAH”
Dalam perantauannya beliau menikah dan memperoleh anak.Dan salah satu anak Datuk Temiang belah bernama “DALIP” yang nantinya akan menjadi seorang RAJA di suatu daerah yang terletak dimuara
sungai Lenggang yang terkenal dengan nama “TANAH GENTING” atau lebih terkenal dengan
nama “KERAMAT GENTING” Sedangkan sang Raja “DALIP” dikenal dengan gelar “KERIA LENGGANG BERDARAH PUTE”
Datuk Temiang Belah yang terkenal diseluruh pelosok negeri sebagai penyebar agama Islam, semakin sering meninggalkan kampung halamannya. Ketenaran nama beliau disamping sebagai penyebar agama Islam adalah karena kesaktian beliau antara lain :

1. Beliau dapat Memotong batu gunung tanpa menggunakan alat pemotong menjadi 3 bagian. Hal tersebut beliau lakukan ketika menyelesaikan perselisihan tiga penganut agama agama (islam, kristen dan Kong Fu Tju) karena masing- masing mereka mengakui batu yang dikeramatkan sebagai milik mereka. 3 bagian batu gunung tersebut saat ini masih terdapat di “PANTAI SAMAK MANGGAR” yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya.
2. Beliau yang memadamkan kebakaran yang melanda KERAJAAN MATARAM yang telah berlangsung lama hanya dengan secerek air yang beliau kucurkan disekeliling kerajaan. Atas keberhasilannya, kerajaan Mataram memberikan hadiah sebuah "PARANG KUTING" yang beliau rubah bentuknya menjadi "KERIS BERLOK TUJUH".keris ini bergagang dan bersarung emas seberat 2 kg
3. Beliau juga dapat membuat benda benda pusaka seperti PEDANG (41 macam)dari yang ukuran sepanjang 1.5 meter sampai hanya sebesar batang lidi. Ada yang diberi nama SUNDANG, BADIK, KEDIK dan PEDANG LIDI. Ada lagi GONG TULI (2 buah)yang Jika dipukul oleh keturunannya akan mengeluarkan suara nyaring dan bergaung.Ada lagi KELINANG (12 buah)yg bentuknya seperti gong dan besarnya 1/3nya. Ada lagi TOMBAK BERAMBU yaitu sebuah tombak yang diujungnya terdapat bulu-bulu/ rambut. Dan juga BATU PETUNANG (1 bh) yg berbentuk seperti buah kentang terbuat dari kuningan (sebagai alat membunuh jarak jauh) ada dan lain-lainnya.
Benda-benda tersebut sampai hari ini sebagian dititipkan di MUSIUM TANJUNG PANDAN di BELITUNG. Ahli waris terakhir yang menyimpan benda- benda pusaka tersebut sebelum diserahkan ke MUSIUM Tanjung Pandan adalah: Bapak Said bin Unus bin Mohd.Saleh bin Dalip. Saat ini berusia 80 tahun, dan bertempat tinggal di Desa Sukamandi Desa Mengkubang Kecamatan Manggar.
Menurut cerita orang-orang tua, Datuk Temiang Belah dimakamkan secara simbolis di PUNCAK GUNUNG TAJAM,Belitung. Pemakamannya dipuncak gunung tajam sesuai dengan permintaannya pada saat belaiu terakhir sekali akan menginggalkan kampung halamannya. Belaiu berpesan, jika beliau meninggal agar dimakamkan disuatu tempat yang terletak diantara langit dan bumi. mengapa disebutkan secara simbolik, karena yang dimakamkan ditempat tersebut hanyalah TIKAR dan BANTAL beserta binatang peliharaan beliau seekor kucing yang di kubur berada disamping makan beliau, dan sampai hari ini Makam beliau itu dikenal oleh penduduk Belitong dengan nama KERAMAT GUNUNG TAJAM. Beliau juga berpesan kepada SELURUH KETURUNANNYA agar melaksanakan Upacara Adat TURUN TANGGA TEBU.
Pelaksanaan upacara adat tersebut saat masih berlaku dan dilaksanakan oleh para Keturunan beliau.
Ketentuan pelaksanaan upacara adat tsb antara lain :
1. Bagi anak laki-laki dan turunannya dari anak laki-lakinya berlangsung seterusnya, mempergunakan 7 tingkatan tangga tebu.
2. Untuk anak perempuan turunan pertama, mempergunakan 3 tingkat anak tangga tebu, sedangkan untuk selanjutnya turunannya tidak melaksanakan upacara adat tersebut.
Pantangan bagi seluruh keturunan dari Datuk Temiang Belah antara lain :
1.Dilarang memakan sayuran yang berasal dari REBUNG BAMBU
2.Dilarang Dipukul dengan banbu ataupun barang yg beruas atau berbuku

Sumber : http://sijok.suarapublik.org/

Sesuatu Yang Sangat Berharga

Kredibilitas adalah sesuatu yang sangat berharga. Sekali kredibilitas telah hilang, akan sangat sulit untuk bisa diperoleh kembali. Tanpa kredibilitas, adalah mustahil untuk memelihara suatu sukses. Perhatikan saja dalam lingkungan yang penuh ketidak percayaan dan prasangka, hanya sedikit yang bisa dicapai seseorang. Janji dan komitmen bukan sekedar alat. Jauh lebih penting lagi, keduanya adalah apa yang kita perlukan untuk membangun ataupun menghancurkan kredibilitas. Oleh karena itu, kita harus memilih komitmen apa yang mampu kita berikan, dan janji apa yang mampu kita tepati. Sebuah kredibilitas yang kuat dan nyata, bisa membawa anda maju. Oleh karena itu berhati-hatilah terhadap kredibiitas. Jangan korbankan itu demi kepentingan sesaat. Berkatalah jujur, hormati komitmen anda, dan anda akan mampu meraih apa yang sekarang bahkan tidak mampu anda mimpikan.

Saya Tidak Tahu

Menjadi cerdas, tidak berarti mengetahui segala jawaban. Terkadang, jawaban paling cerdas yang anda dapat katakan adalah "Saya tidak tahu". Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan extra untuk mengakui ketidaktahuan anda. Dan saat anda melakukannya, anda sedang dalam proses mempelajari jawaban sesungguhnya. Seringkali, karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa tidak aman, kita mengatakan tahu, padahal kita tidak tahu. Lewat cara ini, kita telah menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut. Percayalah, tidak ada salahnya anda tidak mengetahui suatu hal. Bagian penting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas pengetahuan anda. Mengetahui apa yang anda tahu dan apa yang anda tidak tahu. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti, bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab. Orang yang benar-benar cerdas, adalah orang yang mau bertanya, mau belajar, mau bertumbuh. Gunakan pengetahuan yang anda miliki, dan miliki pengetahuan yang anda perlukan. Itu adalah jalan terbaik yang dapat anda tempuh.

Life is beautiful

Saya suka cerita ini walau ini hanya sebuah film dan saya juga belum pernah menontonnya.
Cuplikan dari buku ESQ karangan Ary Ginanjar
Sebuah kisah fiksi melodrama layar lebar yang bertutur kisah dengan latar belakang perang dunia ke dua . Roberto Benigni, pemeran ayah dan seorang kecil berusia tujuh tahun. Istrinya, diperankan Nicoletta Braschi, dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigni dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di Kamp konsentrasi di Auschwitz. Mereka tidak lagi memiliki kebebasan, hidup di dalam suatu kawasan yang dilingkari kawat berduri dan dijaga ketat pasukan Nazi yang bersenjata lengkap, serta anjing pemburu yang ganas. Namun Benigni mengkondisikan anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang main perang perangan, sehingga anakanya termotivasi untuk menang.
Pada suatu malam yang sangat dingin, dimana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata: “Saya tidak mau lagi melanjutkan permainan ini.” Benigni merasakan perasaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas Benigni berkata kepada sang anak:” Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini,” sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu selimut kumal, baju kotor dan sepatu bututnya,. Kemudian Benigni berjalan gontai kearah pintu keluar kamar sambil berkata lirih kepada sang anak :” Kita kalah ……, dan hadiah sebuah tank akan diambil oleh orang lain. “ sang anak menatap wajah ayahnya dan tiba tiba berseru:” Tidak ayah, saya ingin memenangkan permainan ini dan mendapatkan hadiah sebuah tank!”
Pada suatu saat sang anak bertanya kepada sang ayah setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp konsentrasi ini akan dibakar hidup–hidup di dalam oven dan kemudian akan menjadi bahan pembuat kancing baju dan sabun! Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka; “Masak sich temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan kancing dan sabun?” “Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yng terbuat dari Gianluca.” Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai dingin dan kotor seraya berkata:”Lihat, si Bartolomeo jatuh.” Sang anak tertawa.
Pada suatu hari tiba-tiba pasukan Jerman melakukan pembunuhan masal di kamp konsentrasi tersebut, setelah mengetahuibahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschwitz. Benigni harus menyelamatkan anak dan istrinya. Maka mereka berdua melarikan diri dari kamar untuk mencari tempat persembunyian. Benigni menyembunyikan sang anak da dalam sebuah kotak kecil. Benigni berkata :”Nak, hari ini adalah puncak permainan. Kita kita harus menang. Kamu harus bersembunyi di dalam kotak ini dan jangan sampai terlihat oleh siapapun karena semua orang akan mencarimu, kamu harus mendapatkan hadiah tank.” Maka Benigni memasukkan sang anak ke dalam kotak tersebut. Lalu Benigni mencari ibu dari sang anak untuk menyelamatkannya pula. Sementara itu proses eksekusi atau pembantaian sedang berlangsung dengan keji. Pembunuhan massal dengan cara memasukkan para tawanan ke kamar gas dan kemudian membakar mayatnya. Abu mayat beterbangan di atas kota Auschwitz. Namun malang bagi Benigni, dia tertangkap oleh tentara Nazi. Dia digeelandang oleh seorang tentara Nazi. Dan ketika mereka berjalan bertepatan dengan melewati kotak kecil dimana sang anak bersembunyi, serta moncong senapan mengarah di belakang kepala Benigni, sang anak menatap dari lubang persembunyiannya. Seketika Benigni tersadar bahwa ia sedang diawasi oleh anaknya, dan ia langsung berjalan dengan sikap tegak layaknya tentara yang sedang berparade sambil memberi hormat. Sang anak merasa senang. Dua menit kemudian terdengar suara tembakan menyalak di balik tembok. Benigni di tembak mati… Namun sang anak belum menyadari. Ia masih tetap bersembunyi, sesuai dengan pesan sang ayah. Tiga jam kemudian terdengar suara menderu-deru. Sebuah tank amerika lewat di depan tempat persembunyian sang anak. Sang anak langsung meloncat keluar sambil menatap tank Amerika tersebut. “Inilah hadiahku, aku menang ayah…….” Tank tersebut berhenti, seorang tentara amerika mengangkat anak tersebut dan mengikutsertakannya masuk ke dalam tank. Sang anak memenangkan permainan ini.